Bagi yang belum membaca mengenai penjelasan nyeri bisa membaca terlebih dahulu di artikel sebelumnya mengenai apa itu nyeri dan juga mengenai penanganan nyeri. Dan kali ini kita akan membahas sedikit mengenai pasien autoimun dan kaitannya dengan nyeri. Autoimun adalah kasus di mana sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh itu sendiri; bahasa mudahnya terjadi error system dan rata-rata penderitanya mengalami nyeri yang berkepanjangan dan mendominasi di sebagian besar bagian tubuh. Kabar kurang baiknya adalah belum ada obat untuk penyembuhan total namun ada banyak cara untuk bisa meringankan agar nyeri menjadi minimal, sehingga pasien tidak terlalu menderita dengan nyeri yang dialaminya akibat gangguan autoimun.
Berikut kami ceritakan kasus mengenai seorang pasien yang didiagnosa dengan autoimun Sjogren’s syndrome, di mana yang dialami adalah nyeri sendi di seluruh tubuh, dan dia juga mengalami penebalan otot yang di luar kewajaran sehingga membuat geraknya sangat terbatas, kesakitan untuk duduk, berjalan dan gerakan lain pada umumnya. Pasien ini adalah pasien yang sebelumnya berobat ke Malaysia dengan rekan di sana selama hampir 2 tahun di Kota Kinabalu. Kemudian rekan tersebut mereferensikan untuk berobat di Bandung Pain & Rehab Center (BPRC). Pasien ini datang berobat ke BPRC dengan kondisi level nyeri masih di kisaran 6-7. Sebelumnya dia mengalami nyeri di level 9 sampai memakai kursi roda dan sulit beraktivitas. Yang bersangkutan bolak balik dirawat dan mendapatkan perawatan intensif untuk membantu mengobati nyeri nya. Nyeri memang relatif seperti dibahas di artikel apa itu nyeri. Dan bagi para penderita autoimun ini nyeri sudah menjadi bagian dalam hidupnya yang mau tidak mau harus ‘dinikmati’, sehingga mereka rata-rata terbiasa dengan rasa nyeri itu. Dan ketika nyeri berada di level tinggi pun mereka masih bisa beraktivitas. Pasien ini susah untuk duduk normal karena sensasi terbakar dan tertusuk ketika duduk, dan menjadi sebuah momok ketika melakukan perjalanan jauh dengan trasnportasi umum karena akan sangat lama menahan nyeri di area pinggul sampai paha atas.
Selain dengan kondisi nyeri yang lumayan parah, ternyata pasien juga megalami alergi obat, bahkan sensitif dengan steroid! Padahal steroid diperlukan sebagai anti peradangan yang bisa mengurangi nyeri. Sehingga harus dilakukan treatment dengan cara yang lain yang bisa membantu pasien supaya bisa berkurang nyerinya. Maka mulailah dilakukan injeksi menggunakan ozon, penanganan dengan dry needling, dan juga diajarkan mengenai gerakan stretching setiap hari yang harus dikerjakan di rumah. Olahraga juga disarankan agar endorphin dalam tubuh terpacu supaya bisa menyembuhkan tubuhnya sendiri.
Kunci keberhasilan dari pengobatan adalah kemampuan pasien yang bisa bersinergi dengan dokter. Dan pasien ini bisa kooperatif dengan dokter, mengikuti semua terapi dan juga melakukan olahraga di rumah, tanpa menggunakan obat-obatan berlebihan. Sampai kini kondisinya sudah jauh membaik, sudah setahun berlalu dan sudah bisa duduk lama, aktivitas normal, justru semakin produktif dengan level nyeri yang menurut pengakuan yang bersangkutan di level 2 yang mana bagi yang bersangkutan level 2 adalah level yang bisa diabaikan karena dia pernah ada di level 9 yang yang membuatnya tidak bisa berjalan dan menggunakan alat bantu untuk segala aktivitasnya. Tentu ini merupakan progress yang menggembirakan. Dan yang bersangkutan masih terus kontrol untuk menjaga agar kondisi tetap stabil.
Di sinilah pentingnya penanganan yang tepat sesuai kebutuhan pasien, apalagi kasus autoimun yang identik dengan nyeri kadang susah dideskripsikan oleh si pasien tersebut. Datanglah untuk berkonsultasi sesuai dengan kendala yang dihadapi, dan perlu diingat bahwa masih banyak cara untuk membantu progress kesehatan kita menjadi lebih baik tanpa harus operasi, apalagi jika kasus anda kompleks dalam hal ini misalnya karena mengamali penyalit autoimun. Namun harus bisa konsisten dan berkomitmen dengan jadwal terapi yang sudah ditetapkan agar hasil yang diharapkan bisa maksimal. Juga jangan pernah menyamakan kondisi dengan pasien lain, meskipun Anda membaca kisah pasien di atas. Sama jenis belum tentu sama penanganan karena harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien yang seringkali tidak sama. Tubuh kita unik, nyeri juga unik. Masing-masing tubuh berbeda. Namun semua memiliki harapan untuk bisa hidup bebas nyeri yang mengganggu dengan melakukan pengobatan yang tepat. Salam sehat!
Leave a reply